31 October 2011

Suara Azan-Fitri Haris




Telah terdengar suara
Memanggil memuji yang Esa
Menyeru muslimin dan juga muslimat
Untuk segera bersolat

Suara azan
Di langit tinggi
Mengagungkan Mu
Puji juga memuja
Allahuakhbar
Oh azan
Mendayu ingatan lima waktu
Panggilan menyembah Mu
Tuhan yang satu
Bangun semua
Bingkas segera
Usah berlengah
Lupakan lelah
Majulah
Suara azan
Di langit tinggi
Mengagungkan Mu
Puji juga memuja
Allahuakhbar

Mestica - Nasuha





PadaMu ku serah segala
Harta sepenuh jiwa raga
Hanya Kau yang Maha Pemurah
Meredakan hati yang gundah


Ya Allah
PadaMu ku curah segala
Perasaan yang melara
Engkaulah yang punyai cinta
Membawaku ke puncak nasuha


Ku kesali kealpaan diriku
Ku tangisi kesilapan lalu
Walaupun sekali
Tak kan aku ulangi


Ya Allah Tuhanku
Bantulah hambaMu
Jangan biarkan diriku
Terus dibelenggu


Ampuni dosaku
Terangi hatiku
Izinkan ku kembali
Ke jalan redhaMu


Tiada lain yang ku harap
Hanya kasih sayangMu Tuhan
Membawaku ke rimbun keampunan


Ya Allah
PadaMu ku serah segala

30 October 2011

Love Just The Way You Are, Muslimah ..

Damn, I miss it...
The time when you looked so beautiful,
When, the cover you wear was long enough,
When, your words were carefully spoken,
When, your dress was so modest,
While in the real arena you were such a ferocious lioness, a real mujahidah,
I love that time, I love you just the way you are.

Damn, I miss it...
When you are not trying to look beautiful, you are,
When you quickly put your cover down when the winds blew it hard,
When you take another route just to avoid the opposite group,
I miss to see that calm sweet face,
I miss it when your face saddened by the reminders of God,
And I love you just the way you are.
Damn, I miss it...
When I tried to steal a look at your face,
I see tears rolling out with your hands up, praying,
When you deviate the gorgeous grey eyes away the moment yours met mine,
When you take no single glance at me when we pass by each other,
I love the way you talk to me, such composure and grace,
I love when your heart was so fragile to the Holy Words,
I love that time, I love you just the way you are.
But now, I don't know what I am feeling,
The love is starting to fade, or what?
Jealous? Dissapointment? Hope?
I don't know...
It hurts me a lot, it's silently killing me inside.
Every single time I saw you in that apparel,
Every single time I saw you mingle freely without boundaries with the opposites,
Every single moment I saw that words coming from your precious lips,
Please, this is not the girl who I'd known before,
But still, remnants of my love are still there, I'm sure!
I really want you to be my company in this perilous journey,
I really want you to be at my side, sharing love and care,
I really want you to be the mother of my children,
I really want you to be my guidance to His Love,
Even death cannot do us apart, because we will reunited in God's Glorious Gardens.


But girl, please! I really love you just the way you are at that time,
The time when you looked so beautiful,
When I saw you at that time,
There's not a thing that I would change,
Cause' you are amazing, just the way you are,
The way of a Muslimah!

28 October 2011

Kau Bilang Kau Sahabat ...

Kau bilang kau sahabat,
Sehingga dirinya menaruh percaya,
Namun percaya yang diharap,
Kian pudar ditelan zaman,
Selari tuanya umur persahabatan.

Kau bilang kau sahabat,
Kisah baiknya kau kecilkan,
Hikayat buruknya kau besarkan,
Sedang dia menyebar baikmu,
Sedang dia mengubur burukmu.

Kau bilang kau sahabat,
Salah temanmu kau biarkan,
Katamu, dia hidup dia aku hidup aku,
Sedang dia tidak jemu ingatkan salahmu,
Bimbang nasibmu.

Kau bilang kau sahabat.
Aibnya kau cerita, bahan ketawa,
Bukan hanya kepada seorang, kepada semua,
Sedang maruahmu dijaga olehnya,
Sedang aibmu erat digenggamnya.

Kau bilang kau sahabat,
Baikmu hanya dirimu sahaja,
Tidak peduli kepada si dia,
Katamu, dia sudah baik sempurna,
Tidak perlu diajak dipelawa,
Ah! Kau lupa, dia juga manusia.

Kau bilang kau sahabat,
Ya, kau memang sahabat baginya,
Walaupun doamu tiada,
Namun doanya untukmu tetap tersedia,
Percaya yang kian sirna,
Dikukuh kembali, dipatri rapi,
Ya, dia masih percaya,
Percaya kau sebagai sahabatnya.

Baginya kau masih sahabat,
Sahabat dunia Akhirat,
Walau bagimu dia bukan sesiapa,
Bagimu dia hanya sahabat dunia.

17 October 2011

Kebijaksanaan Sulaiman Menawan Balqis


Nabi Sulaiman (a.s.) adalah salah seorang hamba Allah SWT yang terpilih di antara hamba-hamba Nya yang lain. Baginda beri kelebihan hikmah dan ilmu dengan dikurniakan mukjizat yang besar dari Allah SWT.
Antara mukjizat yang tersebut ialah boleh memahami dan berinteraksi dengan jin dan haiwan. Allah SWT juga telah menundukkan angin kencang untuk membawa Nabi Sulaiman (a.s.) ke sesuatu tempat yang diberkati Nya, menundukkan segolongan syaitan dan segolongan jin supaya berkhidmat kepada Nabi Sulaiman (a.s.). Semuanya berlaku dengan kekuasaan dan keizinan dari Allah SWT.
Pada suatu masa dahulu, Nabi Sulaiman (a.s.) dengan kekuasaan Tuhan telah menghimpunkan bala tenteranya yang terdiri dari golongan jin, manusia dan burung-burung. Maka berhimpun lah mereka mengikut tertib dalam barisan masing-masing.
Ketika memeriksa barisan tenteranya dari kalangan burung-burung, baginda menyedari bahawa Burung Hud-hud tidak hadir dalam perbarisan. Baginda berkata bahawa Hud-hud akan dikenakan hukuman atau disembelih sekiranya ketidakhadirannya tanpa alasan yang jelas.
Tidak lama kemudian Hud-hud pun datang dengan membawa suatu berita penting dari negeri Saba yang didakwa Hud-hud, baginda sendiri pun belum mendengarnya. Hud-hud pun bercerita lah mengenai Puteri Balqis, pemerintah negeri Saba yang dianugerahi segala apa yang dihajati serta mempunyai singahsana yang besar.


Hud-hud juga melaporkan bahawa puteri tersebut dan rakyat di bawah naungannya menyekutukan Allah SWT lalu menyembah matahari kerana mereka telah disesatkan oleh syaitan.


Baginda seraya bertitah kepada Hud-hud, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan membawa suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”


Maka Hud-hud pun melakukan sebagaimana yang dititahkan oleh Nabi Sulaiman (a.s.) dengan membawa sepucuk surat lalu dijatuhkan kepada Puteri Balqis. Kemudiannya Hud-hud berpaling dan mencuri dengar perbualan puteri dengan para pembesarnya.


Lalu Puteri Balqis berkata, “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya: ‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahawa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri ‘.”


Puteri Balqis kemudiannya meminta nasihat dari para pembesar negeri dalam membuat keputusan bagi menentukan tindakan yang sepatutnya diambil. Namun para pembesarnya menyerahkan pertimbangan tersebut di tangan puteri sendiri dengan berkata, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.


Puteri seraya berkata kepada para pembesar, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, nescaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”


Hud-hud pun pulang melaporkan kepada Nabi Sulaiman (a.s.) tentang apa yang telah didengarinya. Utusan dari Puteri Balqis pun tiba kepada Nabi Sulaiman (a.s.). 


Baginda kemudiannya membalas utusan dengan mesej berbunyi: “Apakah kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.


Setelah utusan tersebut berangkat ke negeri Saba, Nabi Sulaiman (a.s.) berbincang dengan para pembesar baginda mengenai niatnya untuk membuatkan kerajaan negeri Saba menyerah diri dan seterusnya menerima Islam. Baginda telah mempunyai rancangan yang bijaksana bagaimana hendak membuatkan Puteri Balqis mengaku kalah dengan bukti kebesaran Allah SWT.


“Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?”, tanya baginda.


Pertanyaan tersebut telah disahut oleh sejenis jin yang cerdik bernama Ifrit yang menjawab,“Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercayai”.


Jin Ifrit menganggap dirinya benar-benar kuat untuk membawa singgahsana Puteri Balqis dalam kadar yang pantas iaitu sebelum pun nabi Sulaiman (a.s.) berdiri dari keadaan duduknya.


Tiba-tiba seorang hamba Allah dari kalangan manusia yang dikurnia ilmu Allah SWT dari al-Kitab pula menyahut, “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Sebelum sempat mata Nabi Sulaiman (a.s.) berkedip, maka tersergamlah singgahsana Puteri Balqis di hadapan baginda.


Seraya baginda berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencuba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.


Ratu Balqis adalah seorang wanita yang sangat cantik dan mempunyai akal yang cerdas, oleh sebab itulah golongan jin merasa iri hati dengannya. Mereka mengatakan bahawa Ratu Balqis itu mempunyai dua aib, pertama tubuhnya pendek dan kedua betisnya seperti betis unta.


Nabi Sulaiman sangat cerdik. Baginda menggunakan cara lain untuk memperlihatkan kekuasaan Allah kepada Ratu Balqis. Maka Nabi Sulaiman memerintahkan supaya para Jin mengubah sedikit singgahsana Ratu Balqis, lalu beliau menyuruh pula membangun sebuah mahligai yang dibuat dari kaca. Bahagian bawah mahligai tersebut dan kelilingnya mengalir sungai-sungai dengan berisikan ikan-ikan, di atas air itu dibuat sebuah jambatan daripada kaca.


Ketika Ratu Balqis dan rombongan tiba, Nabi Sulaiman bertanya kepadanya: “Apakah ini singgahsanamu?"


Ratu Balqis menjawab: Mungkin!


Dia tidak mengatakan ya, kerana dilihatnya ada sedikit perubahan. Tetapi tidak mengatakan bukan, disebabkan ada sebahagian yang serupa dengan singgah-sananya. Dari jawapan Ratu Balqis itu, tahulah Nabi Sulaiman as bahawa ia adalah seorang wanita yang berakal sempurna serta bijaksana.


Kemudian Nabi Sulaiman as menyuruh tamunya itu masuk ke dalam istana. Ketika Ratu Balqis melihat ke dalam istana, ia melihat seakan-akan ada aliran air, sehingga ia mengangkat kainnya, sehingga betisnya tersingkap. Nabi Sulaiman as melihat betisnya itu, maka tidak ada satu aibpun seperti yang disampaikan oleh golongan jin.


Nabi Sulaiman berkata kepada Ratu Balqis: “Ini adalah sebuah mahligai yang licin, ia dibentuk daripada kaca.”


Ketika Ratu Balqis menyaksikan betapa hebatnya Nabi Sulaiman, ia berkata dalam hatinya:“Walaupun kerajaanku luas, singgahsanaku indah dan megah, bala tenteraku ramai, namun jika dibandingkan dengan semua yang aku saksikan ini, seakan-akan milikku tidak bererti".


Kemudian ia berkata seperti yang diungkapkan di dalam Quran, firman Allah SWT surah An Naml ayat 44 bermaksud: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam.” Setelah itu Ratu Balqis pun berkahwin dengan Nabi Sulaiman as. Peristiwa pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis ini terjadi pada hari Jumaat.


Begitu besarnya kerajaan Nabi Sulaiman as. yang mana angin sebagai kenderaannya, manusia dan jin sebagai tenteranya, burung sebagai pembantu dan teman-teman bercakapnya, binatang-binatang buas sebagai buruhnya dan para malaikat sebagai utusannya.


Nabi Sulaiman as mempunyai satu padang, sebahagian tanahnya terbuat daripada emas dan sebahagian lagi daripada perak. Jika tenteranya berbaris di padang itu, maka panjang barisan itu tidak kurang dari seratus parsakh. Sedangkan luas tempat tinggalnya adalah sebulan perjalanan.


Kemudian golongan jin membuat untuknya sebuah permaidani daripada emas dan perak. 


Pada permaidani tersebut terdapat dua belas ribu mihrab, pada setiap mihrab terdapat kursi daripada emas dan perak, kemudian duduk di atas tiap-tiap kursi tersebut seorang yang alim dari ulamak Bani Israil.


Pada setiap hari dimasak kira-kira seribu unta, empat ribu lembu dan empat puluh ribu kambing. Nabi Sulaiman juga mempunyai piring-piring yang besar bagaikan kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.


Firman Allah SWT:
Para jin membuat untuk Nabi Sulaiman apa yang dikehendaknya dari bangunan yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.” (Saba’: 13)
Begitu besarnya nikmat dan kelebihan Nabi Sulaiman as. Namun begitu kelebihan dan kenikmatan umat Nabi Muhammad SAW yang beriman, di dalam Syurga nanti disediakan tempat-tempat tinggal dan darjat, kebun-kebun, sungai-sungai dan buah-buahan. Di dalamnya diperolehi segala sesuatu yang menyenangkan jiwa dan mata. Di dalamnya juga terdapat sesuatu yang tidak pernah terlintas oleh fikiran manusia.
Dikisahkan bahawa serendah-rendah darjat tempat umat Nabi Muhammad SAW di dalam Syurga itu ialah seratus kali luas kerajaan Sulaiman as. Malah lebih baik, kerana Syurga adalah tempat yang abadi. Di dalamnya tidak ada matahari, kesejukan, kesakitan, kesusahan serta lain-lain penderitaan. Di Syurga adalah tempat yang abadi, kesenangan tanpa batas, pemberian tanpa dihitung, penerimaan tanpa ditolak.
Ada Syurga yang dinamakan dengan Darussalam, di dalamnya mempunyai keselamatan tanpa adanya kebinasaan, kenikmatan tanpa malapetaka, kecintaan tanpa permusuhan, kemuliaan tanpa kehinaan serta bermacam-macam lagi kenikmatan yang sukar untuk diungkapkan.
Kemudian Syurga Jannatunna’im. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa disediakan di sisi Tuhan mereka Syurga kenikmatan. Di dalamnya para hamba-hamba-Nya bertempat tinggal, para nabi menjadi sahabatnya, tinggal kekal  dalamnya dengan kurnia yang berlimpah ruah. Tidak ada kesusahan di dalamnya, terdapat bidadari cantik dan jelita, mahligainya tinggi dan tempat yang luas.
Syurga Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran serta menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT. Allah SWT menjadikan penghuni Syurga ini sebagai kekasihNya.
Di dalam Syurga Firdaus terdapat empat sungai, iaitu sungai dari air tawar, sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai dari air arak yang lazat rasanya dan sungai air madu. Di dalamnya juga diperolehi berbagai macam buah-buahan. Ada lagi empat mata air iaitu: Salsabil, Zanjabil, Rohiiq dan Tasniim. Ada lagi dua mata air yang mengalir dan dua mata air yang memancar, iaitu Al-kaafuur dan Al-kautsar. Di dalamnya juga diperolehi segala sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati.
Firman Allah SWT:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.”
(Al-Qamar: 54-55)



*http://akuislam.com/blog/kisah-tauladan/kebijaksanaan-sulaiman-menawan-balqis/

11 October 2011

Kedatangan Imam Mahdi


Ada disebutkan dalam Atsar, kata-kata sahabat yang menerangkan tanda-tanda sudah dekatnya kemunculan Imam Mahdi. Menurut riwayat apabila sudah dekat kedatangan Imam Mahdi akan banyak terjadi peperangan, banyak bencana dan banyak bala.
Pada masa itu nanti semakin banyak terjadi pembunuhan dan peperangan. Orang mahu berbunuh-bunuhan kerana masalah remeh-temeh. Antara satu kumpulan dengan kumpulan lain, begitu juga antara satu negara dengan negara lain berperang kerana masalah kecil. Bencana semakin banyak berlaku, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin puting beliung, banjir dan sebagainya. Begitu juga penyakit, semakin banyak jenis penyakit dan semakin ramai manusia yang berpenyakit.
Menjelang datangnya Imam Mahdi nanti akan muncul api yang besar dari arah Masyriq (tempat terbitnya matahari) dan menerangi seluruh ufuk selama tiga malam. Pada masa itu juga nanti lengkaplah jumlah orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi berjumlah enam puluh orang. Masa itu akan tenggelam kampung-kampung di negeri Syam. Akan datang angin yang hitam yang menyebabkan manusia ramai yang mati. Sungai Furat di Iraq akan melimpah (banjir) yang menyebabkan kota Kufah tenggelam. Akan terdengar suara seruan dari langit. Suara itu dapat didengar oleh semua manusia yang ada di dunia. Dan yang paling menghairankan lagi, suara itu dapat difahami oleh semua orang.
Orang yang hanya tahu atau faham bahasa Inggeris faham mendengar seruan dari langit itu, begitu juga pengguna bahasa Cina, bahasa India, bahasa Melayu, bahasa Arab dan sebagainya. Mungkin juga panggilan itu dalam bahasa Arab tetapi semua orang mendengar dalam bahasanya sendiri.
Terdengar suara pada tengah malam bulan Ramadan yang menyebabkan semua orang yang tidur terbangun atau terperanjat. Banyak pembunuhan dan banyak peperangan berlaku sehingga darah mengalir di jalan-jalan raya. Orang semkain berani berbuat jahat tidak kira tempat dan waktu.
Pada masa itu nanti yang diangkat menjadi pemimpin pun terdiri dari orang-orang jahat. Pemimpinnya jahat dan orang yang dipimpin pun sama-sama jahat. Dalam hadis dikatakan ramai manusia pada masa itu nanti yang beriman pada waktu petang tetapi esok paginya sudah menjadi kafir. Namun demikian ramai ulama yang mengertikan hadis itu dengan kafir nikmat.
Bukan bererti petang dia masih Islam esok harinya sudah Nasrani atau Yahudi misalnya. Maksud hadis itu menurut ulama menunjukkan banyaknya orang yang kafir nikmat. Apa-apa nikmat dan pemberian Allah tidak disyukuri dan tidak digunakan kepada yang diredai Allah SWT.
Menjelang turunnya Imam Mahdi dikatakan pasukan tentera dari Turki akan datang ke jazirah Arab. Mereka datang untuk menakluki tanah-tanah jazirah Arab. Mereka bunuh pemimpin-pemimpinnya dan mereka kuasai daerahnya.
Dalam keadaan dunia yang buruk dan kacau itu tiba-tiba muncullah Imam Mahdi. Beliau datang untuk meneruskan atau menyambung perjuangan datuknya (Muhammad s.a.w) untuk mengatasi kekalutan dan kekacauan yang dihadapi umat. Semua makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi merasa gembira dengan kedatangan Imam Mahdi itu. Bukan hanya manusia yang gembira, tetapi juga binatang buas, burung-burung dan makhluk lainnya.
Imam Mahdi itu adalah seorang lelaki yang soleh dari keluarga Rasulullah s.a.w yang ada ketika itu (pada masa munculnya) nanti. Dia diangkat orang menjadi pemimpin ketika manusia di seluruh dunia nanti sudah begitu buruk keadaannya.
Mereka mengangkat Imam Mahdi menjadi pemimpin ketika itu nanti setelah melihatnya berilmu, berakhlak dan mempunyai banyak kelebihan. Manusia yang ada pada zaman itu nanti mengharap semoga dia dapat mengembalikan dunia kepada kebaikan. Dengan perasaan yang cukup berat, dia (Imam Mahdi) menerimanya. Dia sendiri tidak tahu yang dirinyalah Imam Mahdi yang ditakdirkan Allah SWT untuk diutus ke dunia. Begitu juga manusia sedunia yang telah mengangkatnya menjadi pemimpin dunia, tidak tahu bahawa orang yang mereka angkat itu adalah Imam Mahdi.
Kerana tidak tahu yang dirinya Imam Mahdi dan tidak berapa suka menjadi pemimpin, sudah tentu dia pun tidak ada berkempen mengajak orang untuk mengangkatnya. Setelah dia memimpin dunia dengan baik barulah orang tahu bahawa itu adalah Imam Mahdi. Dia tunjukkan perilaku yang baik, dia ajak manusia mengerjakan yang makruf dan meninggalkan yang mungkar, kemudian orang pun mengikuti arahannya.
Mengapa manusia yang sudah begitu lama bergelumang dengan dosa mahu diajak kepada kebaikan? Ini tentunya samalah dengan zaman jahiliah dahulu, yang mana keadaan masyarakat sudah begitu buruk, tiba-tiba datang seorang utusan Allah untuk membaiki keadaan dunia, orang pun terus mengikutnya.
Manusia mahu diajak kepada kebaikan tentunya setelah melihat orang yang mengajak itu mempunyai banyak kelebihan, dan yang paling penting orang yang mengajak itu berjuang dengan ikhlas dan sesuai kata-kata dengan perbuatannya. Jadi nanti manusia seluruh dunia mengikut ajarannya kemudian dia pun mengatur dunia dengan baik.
Keadilan dapat ditegakkan seperti zaman Rasulullah s.a.w. dahulu. Kerana keadaan masyarakat sudah baik dan sudah beriman, malapetaka dan musibah berkurangan. Bahkan rahmat Allah pula yang datang dan rezeki melimpah ruah. Setelah dunia aman dan makmur serta melihat pemimpinnya tidak terpedaya oleh kesenangan dunia, tahulah mereka bahawa yang memimpin mereka itu adalah Imam Mahdi.
http://smzblog.wordpress.com/2008/04/25/kedatangan-imam-mahdi/

07 October 2011

Kisah Cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf AS

Firman Allah swt:


وَقَالَ نِسۡوَةٌ۬ فِى ٱلۡمَدِينَةِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ تُرَٲوِدُ فَتَٮٰهَا عَن نَّفۡسِهِۦ‌ۖ قَدۡ شَغَفَهَاحُبًّا‌ۖ إِنَّا لَنَرَٮٰهَا فِى ضَلَـٰلٍ۬ مُّبِينٍ۬ (٣٠

Maksudnya: "Dan (sesudah itu) perempuan-perempuan di bandar Mesir (mencaci hal Zulaikha dengan) berkata: Isteri Al-Aziz itu memujuk hambanya (Yusuf) berkehendakkan dirinya, sesungguhnya cintanya (kepada Yusuf) itu sudahlah meresap ke dalam lipatan hatinya; sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata." (Surah Yusuf (12:30)



Malam itu terasa sangat panas oleh Ra'il, wanita cantik yang biasa dipanggil Zulaikha. Dia sentiasa menghias cantik rupa paras, menghias diri dan sentiasa memakai bau-bauan. Kemudian dia berdiri, pagi dan petang di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tidak jelas puncanya. Angin sepoi-sepoi bahasa bertiup tenang dan halus seakan-akan enggan mengusik ranting-ranting pepohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu. Zulaikha memandang ke arah sungai dan airnya yang tenang dan sesekali wajahnya menoleh ke atas melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit mengelilingi bulan dan sebahagian sinarnya terlindung oleh awan.


Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampirinya dengan segelas jus buah untuknya tetapi dia menolak malah memerintahkan pelayannya supaya kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, seolah-olah hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia adalah wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, kerana sampai saat ini dia masih belum dikurniakan seorang anak.


Sebenarnya Zulaikha boleh sahaja mengambil anak angkat yang disukainya, kerana dia orang terkaya di negeri itu. Tetapi naluri keibuannya menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri sebagaimana wanita-wanita lain, namun takdir menghendaki sesuatu yang lain kerana suaminya tidak mampu mengubah impiannya menjadi kenyataan.


Fikirannya berkecamuk. Zulaikha terlena dalam lamunannya sehingga suara halus suaminya tiba-tiba mengejutkannya: "Ra'il isteriku yang cantik, bergembiralah!" Suaminya berkata sambil menunjukkan sesuatu kepadanya.


Zulaikha menoleh ke arah suaminya, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat suaminya datang bersama seorang anak kecil. "Siapa namamu?" Tanya Zulaikha.


Dengan suara yang hampir tidak kedengaran anak itu menjawab, "Yusuf".


Al-Aziz suami Zulaikha kemudian mengikutnya dari belakang seraya berkata, "Aku membelinya daripada rombongan yang menemuinya di sebuah telaga di padang pasir. Berikan kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi dia kan bermanfaat kepada kita, ataupun kita anggap dia sebagai anak kita."


Zulaikha tidak mengetahui takdir apa yang akan berlaku antara dia dan anak itu pada hari-hari akan datang. Yang jelas Zulaikha amat menyenangi kedatangannya, hilang segala kesedihan yang ditanggung selama ini. Hari-hari berlalu pergi. Yusuf semakin membesar dan dewasa. Wajahnya semakin tampan. Zulaikha tidak mengerti apa perasaan yang meresap di hatinya setiap kali dia memandang wajah Yusuf. Kesedihan yg dihadapinya hilang apabila setiap kali memandang wajahnya.


Setiap malam tiba dan Yusuf ke kamar tidur, Zulaikha merasa ada sesuatu yg mengusik lubuk kalbunya, sehingga kadang kala dia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur dan pergi ke pintu kamar Yusuf. Dia berdiri di pintu kamar beberapa ketika. Dalam hatinya timbul keraguan, apakah sebaiknya dia menghampiri Yusuf seperti yang diinginkannya, ataupun kembali kepada suaminya. Fikiran ini sering mengganggu hatinya semalaman sehingga sampai matahari pagi terlihat masuk daripada celah-celah jendela kamarnya. Apabila begitu barulah dia kembali ke kamar suaminya.


Setiap kali pandangan matanya bertemu dengan pandangan Yusuf, dia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada di samping Yusuf dan tidak ingin berpisah dengannya buat selama-lamanya. Namun hati kecilnya berkata Yusuf tidak memendam perasaan yang sama sepertinya. Pertanyaan yang selalu mengusik kalbunya adalah adakah Yusuf memendam perasaan seperti yang dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, dia tidak mahu mendengar jawapan itu.


Pada suatu petang, Zulaikha sudah tidak berdaya lagi memendam perasaan cintanya kepada Yusuf. Dia kemudian berdiri di cermin, mengagumi kecantikan rupa parasnya sambil berkata kepada dirinya sendiri : "Adakah di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku? sehingga Yusuf menghindari aku? Tidak boleh tidak, wahai Yusuf! hari ini aku akan menemuimua dengan segala macam pujukan dan rayuan sehingga engkau tunduk kepadaku".


Kemudian dia membuka almari dan matanya mengamati ke arah pakaian yang ada di dalamnya. Dia memilih salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang boleh membangkitkan ghairah lelaki apabila memandangnya. Apabila gaun itu dikenakan di tubuhnya, sebahagian aurat yang seharusnya disembunyikan kelihatan. Itulah yang dikehendakinya. Kemudian dia memakai minyak wangi-wangian di sekujur tubuhnya yang menyebabkan seseorang lelaki akan ghairah apabila tercium baunya. Kemudian dia menyikat rambutnya dan dibentuk seindah-indah pada malam yang sunyi itu.


Selepas menyempurnakan dandanannya, Zulaikha mengamati keadaan sekelilingnya, sehingga dia benar-benar yakin tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah tidur di kamar masing-masing. Dia juga tahu suaminya sedang memenuhi undangan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin dia akan kembali kepadanya sebelum fajar tiba.


Selesai segala-galanya, dia pergi ke kamar Yusuf. Dilihatnya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dipadamkan. Dengan perlahan dia mengetuk; satu kali, dua kali..dan tiga kali. Tidak lama kemudian Yusuf bangun dan menyalakan lampu, lalu membukakan pintu kamarnya. Alangkah terkejutnya Yusuf apabila melihat Zulaikha, isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tetapi baginda tidak berkata apa-apa kecuali diam menduduk.


Tiba-tiba Zulaikha masuk ke dalam kamar Yusuf, mendekatinya dan memgang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaikha merasa gelisah, ketakutan serta tidak membalas pandangan mata Yusuf. Dia berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf berusaha menjauhkan diri daripadanya.


Zulaikha berkata kepadanya, "Apakah maksud semua ini wahai Yusuf? Janganlah engkau menjauhkan dirimu daripadaku sehingga menyebabkan aku binasa kerana merinduimu."


Yusuf diam tanpa memberi apa-apa jawapan. Zulaikha mendekatinya lagi sambil berkata, "Aduhai Yusuf, betapa indahnya rambutmu!"


Yusuf menjawab, "Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan daripada tubuhku selepas aku mati."


"Aduhai Yusuf, betapa indahnya kedua-dua matamu!" Zulaikha terus memujuknya. "Kedua-duanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas daripada kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!" Yusuf berkata lagi.


Zulaikha terus menggodanya, "Betapa tampannya wajahmu Yusuf." "Kelak, tanah yang akan menghancurkannya," Yusuf membalas.


Kemudian Zulaikha berkata kepada Yusuf, "Tubuhku sudah terbuka kerana ketampanan wajahmu." "Syaitan menolongmu melakukannya!" Yusuf berkata lagi. "Yusuf, bagaimana harus aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya," Zulaikha merayu lagi.


Yusuf membalas, "Ke manakah aku akan lari daripada murka Allah sekiranya aku menderhaka kepada-Nya?" Sedarlah Zulaikha bahawa Yusuf benar-benar tidak mahu memnuhi apa yang dia inginkan. Dia mendekatinya lagi, bahkan lebih dekat kepadanya dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Dia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mahu memenuhi keinginannya. Tetapi, di luar dugaannya, Yusuf menolak malah menghindarkan diri daripadanya dan segera berlari hendak keliar dari kamar itu.


Zulaikha tidak mampu berfikir mengapa Yusuf begitu keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita secantik Zulaikha yang sedia melayaninya, bahkan lari menjauhkan diri daripadanya. Zulaikha mengejar Yusuf dari belakang bagi mmemaksanya. Ketika dia mendekati Yusuf, dipegangnya bahagian belakang baju Yusuf dan ditariknya dengan kuat. Dengan rasa marah, Zulaikha melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, bahagian belakang baju Yusuf koyak.


Pada masa yang sama, al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama-sama sepupu Zulaikha. Dengan serta-merta Zulaikha berkata, "Apakah hukuman bagi orang yang berbuat jahat kepada isterimu, selain dipenjarakan ataupun dihukum dengan seksaan yang pedih?"


Zulaikha bermaksud menyatakan Yusuf cuba melakukan sesuatu yang melampaui batas ke atas dirinya. Al-Aziz berasa sangat marah atas apa yang berlaku. Ini kerana dia tidak menduga perlakuan itu akan dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang dibelinya, dipelihara dan dikasihaninya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Bagaimana perkara seperti ini boleh berlaku?


Yusuf sedar Zulaikha berdusta dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Zulaikha segera berkata kepada al-Aziz, "Dia menggodaku supaya menyerahkan diriku kepadanya".


Ternyata Allah mahu Yusuf bebas daripada tuduhan wanita itu, anak salah seorang ahli keluarga Zulaikha ketika itu datang ke istana tiba-tiba berkata, "Sekiranya bajunya koyak di bahagian depan maka wanita itu berkata benar dan Yusuf termasuk dalam golongan orang-orang yg berdusta. Sekiranya bajunya koyak pada bahagian belakang, wanita itulah yang berdusta.


Mendengar kata-kata itu al-Aziz segera menghampiri Yusuf dan memeriksa bajunya, dan mendapati baju Yusuf koyak di bahagian belakang akibat ditarik oleh Zulaikha, mengertilah al-Aziz bahawa isterinya itu berlaku khianat kepadanya dan Yusuf bersih daripada tuduhan. Kemudian dia berkata, "Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu".


Al-Aziz memandang Yusuf sambil berkata, "Wahai Yusuf, pergilah dari sini".


Tujuannya ialah supaya Yusuf tidak menghebahkan perkara aib ini. Kepada isterinya dia berkata, "Dan kamu, wahai isteriku mohon ampunlah atas dosamu itu, kerana sesungguhnya kamu termasuk dalam golongan orang yang berbuat salah".


"Celakalah kamu Yusuf!" Zulaikha berkata dengan nada marah kerana Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya.


"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu, Yusuf. Aku akan mencari jalan lain untuk mendapatkanmu, memperdayakanmu, sehingga engkau memenuhi apa yang aku kehendaki..".
Hari-hari berlalu, al-Aziz yg kalah dalam mengadili kejadian aib itu berusaha memujuk Zulaikha supaya menghadapi kenyataan, sementara isterinya membantahnya. Dia tahu setiap kali dia menampakkan kebenciannya kpd al-Aziz, suaminya itu akan benar-benar berusaha mendekati dan memujuknya kerana dia sangat mencintai Zulaikha.


Yusuf sendiri akhirnya berdiam diri sepanjang hari di dalam kamarnya kerana peristiwa yang memalukan itu. Dia hanya keluar apabila ada urusan penting yang ditugaskan oleh tuannya, al-Aziz.


Hari-hari yang dilalui menghantui Zulaikha. Dia sentiasa menanti peluang untuk kembali menjalankan tipu dayanya terhadap Yusuf, kerana apa yang berlaku itu semakin menambah cintanya dan keinginnya untuk menjalinkan hubungan dengan Yusuf, meskipun secara terang-terangan dia mendustakan Yusuf di hadapan suaminya bagi menghilangkan keraguan suaminya terhadap dirinya.


Hari demi hari dilalui oleh Zulaikha terasa amat lambat berlalu. Di kota, beberapa peristiwa yang tidak terduga terjadi. Wanita-wanita di Mesir pada ketika itu sentiasa berbicara tentang peristiwa aib yg berlaku. Sungguh menghairankan bagaimana boleh tersebar hingga ke kota, pada hal semua pihak di istana al-Aziz telah berusaha merahsiakannya. Mungkin cerita itu disebarkan oleh pelayan lelaki atau pelayan wanita istana yang ada hubungan keluarga dengan mereka.


Ibu kota Mesir bergema dengan kisah ini. Dalam setiap kelompok wanita tidak ada perkara lain yang dibicarakan. Akhirnya berita itu sampai ke telinga Zulaikha. Sudah tentu hal ini menimbulkan kemarahannya. Namun dia tak dpt menghalang orang-orang bercerita tentang hal itu. Dia terpaksa menerima kenyataan yang pahit itu dengan hati yangg pedih, "Betapa perjalanan hidupku seperti sepotong roti yg berada di dalam mulut wanita-wanita kota yang dipenuhi cemuhan dan ejekan", keluhnya dalam hati.


"Padahal hari-hari sebelumnya tiada siapapun yg berani menyebut namaku kecuali dengan segala penghormatan dan kemuliaan". sambungnya lagi.


Setelah jiwanya goncang dengan kemarahan Zulaikha menjadi tenang semula, lalu berbicara dengan dirinya, "Aku wanita, dan mereka juga wanita. Mereka harus juga terima penghinaan sebagaimana penghinaan yang mereka tujukan kepadaku. Sekiranya mereka mempeolok-olokkan aku dgn lidah mereka, sesungguhnya olok-olokku nanti akan lebih keras ke atas diri mereka..".


Zulaikha menuju ke beranda yang menghadap ke Sungai Nil. Di tepi sungai itu, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yang mengelilingi istana, mengharumi udara sekitarnya, dia mulai bermenung dan berfikir.


Tidak lama kemudian wajahnya kelihatan berseri kemudian mulutnya mulai tersenyum. Dia sudah menemui suatu cara penyelesaian kepada masalahnya. Ya! Mengapa dia tidak menghentikan cemuhan wanita-wanita itu kepada dirinya dan Yusuf dalam satu pertemuan terbuka? Mengapa dia tidak memanggil wanita-wanita itu duduk bercakap-cakpa lalu dia perintahkan Yusuf keluar menampakkan dirinya di hadapan mereka? Nanti mereka akan sedar mengapa Zulaikha jatuh hati kepada anak angkatnya.


Zulaikha menjemput semua kaum wanita ke istananya untuk bergembira. Mereka dipersembahkan dengan pelbagai buah-buahan dan masing-masing diberikan pisau sebagai alat untuk memotongnya. Zulaikha ingin melihat apakah yang akan terjadi kepada mereka ketika Yusuf muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka.


Kebanyakan wanita bangsawan di Mesir berasa hairan dengan jemputan isteri al-Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana berlainan daripada biasa. Ruangan istana dihias indah. Mereka yang hadir dipersilakan duduk di atas kerusi yg indah. Di hadapan masing-masing terhidang sepinggan buah-buahan serta sebilah pisau pemotong.


Tetamu memandang kepada apa yang ada dalam ruangan istana, masing-masing membisu kerana tidak berani berbicara dengan jelas. Zulaikha pun membuka acara. Bicaranya hanya berkisar kepada buah-buahan yang terhidang dan aturcara majlis tidak sedikitpun menyentuh tentang peristiwa yang berlaku antara dia dan Yusuf. Dia menyatakan bahawa apa yang dilakukan kepada mereka ini adalah sebagai kejutan.


Ada di antara tetamu itu menyindir Zulaikha. Dengan cara yangg bijak dia bercerita tentang seorang perempuan yang jatuh cinta dan mati dalam kesedihan kerana lelaki yang meminangnya mati dalam peperangan. Pun begitu Zulaikha lebih bijak. Dia mengalihkan perbicaraan mereka kepada sesuatu yang lain. Dia berkata kpd Yusuf. "Keluarlah, tunjukkan dirimu kepada mereka".
Yusuf keluar dari tempatnya menuju ke majlis yang dihadiri oleh kaum wanita yang menjadi tetamu Zulaikha itu. Betepa terkejutnya mereka apabila melihat ketampanan Yusuf. Mereka tercengang kehairanan. Tanpa disedari, mereka terpotong jari-jari mereka dengan pisau. Mereka fikir mereka sedang memotong buah padahal darah yang mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka sedar apa yg mereka lakukan kemudian berkata. : "Maha Besar Allah Ini bukanlah manusia. Dia adalah malaikat yang mulia."

Ketika itu wajah Zulaikha berubah kerana marah. Dia berkata sambil menunjuk kepada Yusuf, "Itulah org yg menyebabkan aku dicela kerana tertarik kepadanya. Sesungguhnya aku begitu menginginkannya tetapi dia menolak. Sekarang jika dia tidak mengikuti apa yang aku perintahkan, dia akan dipenjarakan dan akan menjadi orang yang hina".

Yusuf mendengar apa yang dikatakan Zulaikha dengan tenang dan tabah. Dia juga tahu keinginan setiap wanita yang hadir sama seperti keinginan Zulaikha kepadanya. Sambil berlindung kepada Allah, Yusuf berkata, "Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan sekiranya Allah tidak hindarkan aku daripada tipu daya mereka pasti aku akan tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk orang-orang yang jahil. Sesungguhnya Allah swt akan meneguhkan iman hamba-hambaNYa yang mukmin yang berpegang dengan kebenaran yang diperintah olehNya.."

Allah swt memperkenankan doa Yusuf, dan Dia melindungi tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui.

Wanita-wanita itu akhirnya pulang dengan tangan yang berlumuran darah. Akhirnya mereka sedar Zulaikha terhalang cintanya kepada Yusuf. Yusuf kemudiannya beredar meninggalkan ruangan itu dan Zulaikha puas kerana dapat membalas penghinaan wanita-wanita tersebut.

Tetapi setelah lama berfikir, dia sedar perasaan yg ditanggungnya selama ini adalah sesuatu yang berat buatnya. Dia bercakap dengan dirinya sendiri, "Yusuf menghindarkan dirinya kepadaku sebanyak dua kali; sekali di kamarnya dan sekali di hadapan wanita-wanita kota. Sesungguhnya wanita-wanita kota itu juga mencintai Yusuf sama seperti diriku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu daripadanya. Ancamanku kepadanya pun tidak ditakuti. Celakalah engkau meskipun aku mencintaimu".

Zulaikha pergi menemui suaminya kemudian suaminya bertanya tentang jamuan yang diadakan. Zulaikha memberitahu bahawa jamuan itu menambahkan keburukan kepadanya.

"Bagaimana hal itu boleh terjadi?" Tanya al-Aziz.

"Sekiranya Yusuf tidak disembunyikan daripada istana dan kota, dia akan selalu berbicara mengenai apa yang memburukkan aku.." Zulaikha menjawab.

Al-Aziz mendekati isterinya sambil berkata, "Bagaimana engkau boleh merelakan sesuatu yang memburukkanmu?"
Tubuh Zulaikha gementar. Kemudian dia berkata, "Kalau begitu penjarakan Yusuf, sehingga semua orang melupakannya".

Al-Aziz menyetujui cadangan isterinya itu. Tidak lama kemudian, beberapa orang pengawal istana membawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, Zulaikha berdiri di belakang jendela kamarnya sambil memandang ke arah Yusuf. Dia merasakan seolah-olah sebahagian daripada hatinya tercabut, meskipun dia yang mendesak suaminya supaya memenjarakan Yusuf.

Saban hari, kesedihan mewarnai wajah Zulaikha. Suaminya hanya boleh melihat dengan sikap diam dan tak boleh berbuat apa-apa. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri, "Salahkah aku ketika aku menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku daripada melihat Yusuf.."

Sekali lagi dia berfikir dalam kegelisahannya, "Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?"

Dia menyalahkan dirinya sendiri untuk melepaskan diri daripada azab, seperti seorang dermawan yang haus, tetapi tidak sanggup mencedok air yang dipikul di bahunya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu tanpa sunyi daripada cerita Zulaikha dgn Yusuf.

Pada suatu hari utusan raja datang, memerintahkan Zulaikha supaya datang ke istana. Zulaikha sangat hairan sebab perkara seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya. Dia bertanya kepada suaminya apa yang menyebabkan dia dipanggil ke istana. Al-Aziz menjawab, "Mungkin ada urusan dgn Yusuf". Mendengar nama itu hilang segala dugaan, tetapi benarkah raja mahu berbicara dengannya mengenai Yusuf?

Dgn pelbagai pertanyaan bersarang di benaknya, Zulaikha pergi ke istana. Dia mendapati wanita-wanita yang sudah terpotong tanggannya ada di sana semuanya menghadap Raja Mesir. Baginda memandang kepada semua wanita itu dan bertanya satu persatu, "bagaimanakah keadaan kamu ketika menggoda Yusuf supaya menuruti kehendakmu?"

Mereka menjawab serentak, "Kami dapati tidak ada satupun keburukan yang ada padanya"

Tiba2 tanpa diminta oleh raja, Zulaikha berbicara. Dia merasakan sudah tiba masanya untuk berterus terang, supaya beban dosa yang ditanggungnya kesan daripada perbuatannya terhadap Yusuf hilang. Di hadapan wanita-wanita dan raja Zulaikha berkata, "Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya supaya tunduk kepadaku dan sesungguhnya dia termasuk golongan orang-orang yang benar".

Yusuf berkata, "Yang demikian itu supaya al-Aziz mengetahui apa yang sesungguhnya aku tidak khianat kepadanya di belakangnya, dan bahawasanya Allah tidak akan merelakan tipu daya manusia yg khianat. Aku tidak membebaskan diriku daripada kesalahan kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberikan rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang".

...............................................................................................................................................................
Terdapat perbezaan pendapat mengenai kehidupan Zulaikha selanjutnya. Sebahagian orang berpendapat sejak itu Zulaikha hidup dalam kesedihan dan putus asa kerana ingatannya kepada Yusuf. Sebahagian yang lain pula berpendapat Zulaikha akhirnya berpindah ke suatu tempat yang jauh yang berutanya tidak diketahui sama sekali. Yang jelas kehidupan Zulaikha terganggu kerana cintanya kepada Yusuf.

Namun ada yang mengisahkan selepas peristiwa itu Zulaikha bertaubat kpd Allah swt. Ketika Yusuf diutus menjadi rasul dan menjadi penguasa menggantikan al-Aziz baginda bertemu dengan Zulaikha yang ketika itu sudah tua. Akhinya Allah swt menjadikan Zulaikha muda remaja dan dikahwinkan dengan Nabi Yusuf. Zulaikha akhirnya menjadi wanita solehah yang sentiasa beramal kpd Allah swt.